Pesona Pamona Puselemba
Minggu, 09 Oktober 2016
Jumat, 30 September 2016
DULUMAI PAMONA PUSELEMBA KABUPATEN POSO
SEJARAH DESA DULUMAI ( PAMONA PUSELEMBA )
Desa Dulumai merupakan salah satu Desa dari 8 (
delapan ) Desa yang ada di Kecamatan Pamona Puselemba , merupakab Desa terkecil
dengan luas ± 7800 Ha yang terdiri dari 2 (dua) Dusun. Menurut sejarahnya Desa
Dulumai telah berdiri sejak Tahun 1917 , dengan cikal bakal berdirinya adalah
kesepakatan bersama tokoh-tokoh masyarakat pada masa itu.
Alkisah masyarakat Desa
Dulumai berawal dari suatu komunitas yang berangkat karena merajuk,
meninggalkan Landegora sebuah
kampong dipegunungan di atas Maleku (Sul-Sel).
Dalam perjalanan itu, mereka bermalam di Kayulangi. Ketika mereka akan meneruskan
perjalanan, pada keesokan harinya seorang ibu menyampaikan pesan melalui pantun
sebagai berikut : Mowarengko wawo mbana,
Saki budo-budo mpada, Ane nasebi mpamawa, Danaendo lambaranya lai wingke ngkoro
laa, Napanga banga tombanya. Perjalananpun dilanjutkan hinggah tiba
diwilayah Mori. Mereka mendirikan kampung dan diberi nama Longkea. Tetapi karena
tekanan Raja Bungku, mereka sepakat berangkat lagi secara diam-diam. Dalam
perjalanan itu mereka tiba di tepian Danau Poso. mereka mencari tempat bermukim
dan menemukan tempat diatas Batu yang sisi-sisinya terjal, dengan perhitungan
Raja Bungku tidak akan menemukan mereka. Demikianlah mereka mendirikan kampung
diatas batu tersebut dan diberi nama Longkea. Raja Bungku memerintahkan
pengejaran orang Longkea, tetapi tidak menemukan jalan masuk. Pasukan pun
kembali dan melaporkan kepada Raja Bungku bahwa sulit untuk menangkap mereka
karena karena dari arah Danau tidak ada pantai
dan dari arah daratan dihalangi oleh dinding batu yang terjal. Orang Longkea
hanya mengirimkan pesan yang menyatakan “kami
mau kembali dengan syarat siapkan jarum 1 yakasi(1 yakasi= suatu wadah seluas ± 1/3 M2)”.
Hal ini supaya Raja Bungku tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Jadi
mereka menetap ditempat itu cukup lama sehingga jumlah penduduk semakin
bertambah dan tempat itu tidak dapat dihuni oleh banyak orang. Selanjutnya dari
tempat itu mereka berpindah lagi ketempat yang dinamakan Lalambatu. Dari tempat itu mereka pindah lagi ketempat yang
dinamkan Sampune.
Pada saat itu terjadi
perang antara orang Bada melawan
orang Napu. Dan dua kali orang Bada mengalami kekalahan, sehinggah mereka ingin
berdamai. Acara perdamaian dilaksanakan di pinggiran sungai dekat Tolambo bernama Ue Kawa. Selanjutnya
mereka mengadakan perpisahan disuatu tempat yang bernama Marowo. Dalam acara itu mereka membuka bungkusan berisi Nasi dan
mengatakan dalam bahasa Bada dalam
acara itu Maimodulu-dulu yang
artinya mari makan bersama. Setelah itu mereka kembali ketempat masing-masing.
Orang Longkea kembali ke Sampune dan
tinggal disitu cukup lama, sehinggah akhirnya orang Belanda datang dan mengusulkan untuk meninggalkan tempat itu dan
bersatu dengan orang Tolambo. Tetapi
orang Tolambo tidak menyetujui
sehingga orang Longkea memutuskan
untuk tinggal disatu tempat yang bernama Tala.
Namun tidak lama datang petugas pertanian yang mengatakan kalau tempat itu
cocok untuk pertanian. Akhirnya mereka pindah lagi di Buyu Ncongilo. Namun karena dirasa kurang strategis, maka mereka
kembali lagi ke Marowo tempat
perpisahan antara orang Bada dan
orang Napu. Dan memberi nama tempat
itu Dulumai yang diambil dari bahasa
Bada yaitu “ Maimodulu-dulu” pada
acara perdamaian perang antara Bada dan
Napu.
Desa Dulumai sebelumnya
bergabung dengan Kecamatan Pamona Utara, yang karena pengembangan wilayah
Kecamatan Pamona Utara menjadi 2 (Dua) Kecamatan, maka setelah Kecamatan Pamona
Puselemba Terbentuk pada Tahun 2010, Desa Dulumai menjadi bagian Kecamatan
Pamona Puselemba.
Nama Desa Dulumai
diambil dari bahasa Bada yang berasal dari kata “Maimodulu-dulu” yang dalam
bahasa Pamona “Molimbu”. Oleh karena itulah sampai saat ini di Desa Dulumai
masih memelihara budaya Molimbu.
Sejak terbentuknya , Desa
Dulumai terdiri dari 1(satu) Dusun yaitu Dusun Marowo. Berdasarkan
Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah Tahun 2001, Desa
Duluai melaksanakan pemekaran Dusun menjadi dua Dusun, yaitu :
1.
Dusun Watuyano
2.
Dusun Longkea
Adapun pejabat Kepala
Desa Dulumai sejak terbentuknya Tahun 1917 sampai saat ini adalah sebagai
berikut :
1.
SANGGARA ( NGKAI
SAPA )
2.
MANGAJI TOROILU
3.
LANGASI TUDJUKA
4.
GAYANGI PANDJODE
5.
REPI MBOGO
6.
ANDISALEH TONUNO
7.
RODJANI TIMBADUA
8.
YONI PONANGGE
9.
MATIU POOME
1. NAWE SIGILIPU
1. YADIMUS PONANGGE
1. HERSON WAKIDJA
1. EFREN PONANGGE ( Tahun 2010- sekarang )
Dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, masyarakat Desa Dulumai
selalu tunduk dan taat kepada segala ketentuan hukum dan perundang-undangan
yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa setiap penduduk dan pemimpin di Desa Dulumai haruslah bertindak menurut
hukum, bijaksana, berbudi pekerti yang luhur dan tidak berlebih-lebihan, rukun
dan saling menghargai, bekerja sama dalam hal-hal yang baik serta giat dan
tidak mengenal putus asa dalam menjalankan tugas kewajiban demi pembangunan
desa, daerah dan Negara.
Langganan:
Postingan (Atom)