Jumat, 30 September 2016

Road to Dulumai Village


DULUMAI PAMONA PUSELEMBA KABUPATEN POSO

SEJARAH DESA DULUMAI ( PAMONA PUSELEMBA )
Desa Dulumai merupakan salah satu Desa dari 8 ( delapan ) Desa yang ada di Kecamatan Pamona Puselemba , merupakab Desa terkecil dengan luas ± 7800 Ha yang terdiri dari 2 (dua) Dusun. Menurut sejarahnya Desa Dulumai telah berdiri sejak Tahun 1917 , dengan cikal bakal berdirinya adalah kesepakatan bersama tokoh-tokoh masyarakat pada masa itu.
Alkisah masyarakat Desa Dulumai berawal dari suatu komunitas yang berangkat karena merajuk, meninggalkan Landegora sebuah kampong dipegunungan di atas Maleku (Sul-Sel). Dalam perjalanan itu, mereka bermalam di Kayulangi. Ketika mereka akan meneruskan perjalanan, pada keesokan harinya seorang ibu menyampaikan pesan melalui pantun sebagai berikut : Mowarengko wawo mbana, Saki budo-budo mpada, Ane nasebi mpamawa, Danaendo lambaranya lai wingke ngkoro laa, Napanga banga tombanya. Perjalananpun dilanjutkan hinggah tiba diwilayah Mori. Mereka mendirikan kampung dan diberi nama  Longkea. Tetapi karena tekanan Raja Bungku, mereka sepakat berangkat lagi secara diam-diam. Dalam perjalanan itu mereka tiba di tepian Danau Poso. mereka mencari tempat bermukim dan menemukan tempat diatas Batu yang sisi-sisinya terjal, dengan perhitungan Raja Bungku tidak akan menemukan mereka. Demikianlah mereka mendirikan kampung diatas batu tersebut dan diberi nama  Longkea. Raja Bungku memerintahkan pengejaran orang Longkea, tetapi tidak menemukan jalan masuk. Pasukan pun kembali dan melaporkan kepada Raja Bungku bahwa sulit untuk menangkap mereka karena  karena dari arah Danau tidak ada pantai dan dari arah daratan dihalangi oleh dinding batu yang terjal. Orang Longkea hanya mengirimkan pesan yang menyatakan “kami mau kembali dengan syarat siapkan jarum 1 yakasi(1 yakasi= suatu wadah seluas ± 1/3 M2)”. Hal ini supaya Raja Bungku tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Jadi mereka menetap ditempat itu cukup lama sehingga jumlah penduduk semakin bertambah dan tempat itu tidak dapat dihuni oleh banyak orang. Selanjutnya dari tempat itu mereka berpindah lagi ketempat yang dinamakan Lalambatu. Dari tempat itu mereka pindah lagi ketempat yang dinamkan Sampune.
Pada saat itu terjadi perang antara orang Bada melawan orang  Napu. Dan dua kali orang Bada  mengalami kekalahan, sehinggah mereka ingin berdamai. Acara perdamaian dilaksanakan di pinggiran sungai dekat Tolambo bernama Ue Kawa. Selanjutnya mereka mengadakan perpisahan disuatu tempat yang bernama Marowo. Dalam acara itu mereka membuka bungkusan berisi Nasi dan mengatakan dalam bahasa Bada dalam acara itu Maimodulu-dulu yang artinya mari makan bersama. Setelah itu mereka kembali ketempat masing-masing. Orang Longkea kembali ke Sampune dan tinggal disitu cukup lama, sehinggah akhirnya orang Belanda datang dan mengusulkan untuk meninggalkan tempat itu dan bersatu dengan orang Tolambo. Tetapi orang Tolambo tidak menyetujui sehingga orang Longkea memutuskan untuk tinggal disatu tempat yang bernama Tala. Namun tidak lama datang petugas pertanian yang mengatakan kalau tempat itu cocok untuk pertanian. Akhirnya mereka pindah lagi di Buyu Ncongilo. Namun karena dirasa kurang strategis, maka mereka kembali lagi ke Marowo tempat perpisahan antara orang Bada dan orang Napu. Dan memberi nama tempat itu Dulumai yang diambil dari bahasa Bada yaitu “ Maimodulu-dulu” pada acara perdamaian perang antara Bada dan Napu.
Desa Dulumai sebelumnya bergabung dengan Kecamatan Pamona Utara, yang karena pengembangan wilayah Kecamatan Pamona Utara menjadi 2 (Dua) Kecamatan, maka setelah Kecamatan Pamona Puselemba Terbentuk pada Tahun 2010, Desa Dulumai menjadi bagian Kecamatan Pamona Puselemba.
Nama Desa Dulumai diambil dari bahasa Bada yang berasal dari kata “Maimodulu-dulu” yang dalam bahasa Pamona “Molimbu”. Oleh karena itulah sampai saat ini di Desa Dulumai masih memelihara budaya Molimbu.
Sejak terbentuknya , Desa Dulumai terdiri dari 1(satu) Dusun yaitu Dusun Marowo. Berdasarkan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah Tahun 2001, Desa Duluai melaksanakan pemekaran Dusun menjadi dua Dusun, yaitu :
1.      Dusun Watuyano
2.      Dusun Longkea
Adapun pejabat Kepala Desa Dulumai sejak terbentuknya Tahun 1917 sampai saat ini adalah sebagai berikut :
1.      SANGGARA ( NGKAI SAPA )
2.      MANGAJI TOROILU
3.      LANGASI TUDJUKA
4.      GAYANGI PANDJODE
5.      REPI MBOGO
6.      ANDISALEH TONUNO
7.      RODJANI TIMBADUA
8.      YONI PONANGGE
9.      MATIU POOME
1.  NAWE SIGILIPU
1.  YADIMUS PONANGGE
1.  HERSON WAKIDJA
1.  EFREN PONANGGE ( Tahun 2010- sekarang )
Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, masyarakat Desa Dulumai selalu tunduk dan taat kepada segala ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa setiap penduduk dan pemimpin di Desa Dulumai haruslah bertindak menurut hukum, bijaksana, berbudi pekerti yang luhur dan tidak berlebih-lebihan, rukun dan saling menghargai, bekerja sama dalam hal-hal yang baik serta giat dan tidak mengenal putus asa dalam menjalankan tugas kewajiban demi pembangunan desa, daerah dan Negara.